Kuliah Tamu Tadris Biologi UIN KHAS Jember Bahas Peran Kelelawar dalam Ekosistem
Jember, 24 Oktober 2024 - Program Studi Tadris Biologi UIN KHAS Jember menyelenggarakan kuliah tamu daring yang membahas tentang kelelawar dan perannya dalam kehidupan manusia. Acara ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen, serta menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Ellena Yusti, M.Si, dari MENTOR-Bat Program of Bat Conservation International dan U.S. Fish and Wildlife Service (USFWS), serta Dr. Husni Mubarok, S.Pd., M.Si, dosen dan peneliti kelelawar. Moderator kegiatan adalah Bayu Sandika, M.Si.
Kegiatan ini dibuka oleh Koordinator Program Studi Tadris Biologi, Dr. Wiwin Maisyaroh, M.Si., yang mengapresiasi penyelenggaraan kuliah tamu ini. Beliau berharap kegiatan serupa dapat terus dilanjutkan, termasuk dengan penelitian kolaboratif antara dosen dan mahasiswa. Sosialisasi mengenai kelelawar dianggap penting karena banyak orang yang kurang memahami manfaat besar hewan ini bagi keseimbangan ekosistem.
Dalam paparannya, Ellena Yusti menjelaskan bahwa kelelawar berasal dari Ordo Chiroptera, hewan dengan lengan yang bersayap. Ellena memaparkan bahwa terdapat 239 spesies kelelawar di Indonesia, dengan 81 spesies pemakan buah dan 158 spesies pemakan serangga. Beberapa spesies kelelawar juga dilindungi, dan sebagian masuk dalam Appendix II CITES karena terkait dengan perdagangan daging kelelawar. Ellena juga menjelaskan pentingnya peran kelelawar sebagai pengendali populasi serangga, penyerbuk, agen reforestasi, serta bioindikator kesehatan ekosistem.
Dr. Husni Mubarok melanjutkan dengan menjelaskan tentang kelelawar dari segi molekuler, khususnya dalam hal pengambilan sampel serangga dan identifikasi kromosom pada kelelawar. Kedua narasumber menyoroti pentingnya penelitian mendalam mengenai konservasi kelelawar, terutama karena hewan ini sering kali terabaikan dalam upaya pelestarian fauna. Pendekatan "One Health" adalah kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan manusia melalui konservasi kelelawar. Selain itu, peran pemerintah dan pendekatan terhadap konsumen (pemakan daging kelelawar) juga perlu dilakukan agar memutus rantai konsumsi kelelawar.
Kegiatan ini berlangsung interaktif dan diikuti dengan antusiasme tinggi dari para mahasiswa. Berbagai pertanyaan kritis diajukan oleh peserta, menunjukkan minat yang besar terhadap topik ini. Diharapkan kuliah tamu ini dapat membuka wawasan baru mengenai pentingnya pelestarian kelelawar dan upaya untuk melibatkan mahasiswa dalam penelitian ke depan. (RFD)