Kuliah Daring sebagai Solusi Pembelajaran pada Prodi Tadris Biologi di Masa Pandemi
Sejak diumumkannya kasus pertama COVID-19 di Indonesia oleh presiden Joko Widodo pada bulan Maret lalu, kini telah terdata lebih dari 500.000 jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Pandemi corona ini telah mengubah sistem kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan di Indonesia, termasuk pendidikan tinggi. Berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk IAIN Jember, telah menerapkan perkuliahan secara daring, yang kini sudah memasuki semester kedua dari perkuliahan daring, semester Genap 2019/2020, dan ganjil 2020/2021.
Program studi tadris biologi turut mematuhi peraturan yang telah diterbitkan oleh kementerian agama dan institut, dengan menyelenggarakan perkuliahan secara daring. Sistem perkuliahan seperti ini dinilai oleh banyak pihak sebagai cara yang efektif menekan penyebaran wabah Corona di lingkungan kampus, dengan memutus mata rantai penyebaran virus secara langsung.
Sheeren, mahasiswa tadris biologi yang saat ini sedang menjalani perkuliahan daringnya di semester ke-lima di IAIN Jember, membenarkan bahwa kuliah online ini dapat membantu mencegah penyebaran COVID-19. “Menurut saya. Kuliah daring dapat membantu pemerintah mencegah penyebaran covid. Karena dengan kuliah dari seluruh mahasiswa berada dirumah dan tidak berkumpul dalam 1 ruangan seperti kuliah offline yang dapat menyebabkan penyebaran COVID-19 semakin besar” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Aris, mahasiswa semester 3 tadris biologi, yang menilai bahwa kuliah daring dapat mengurangi penyebaran Covid 19, “dengan kuliah daring maka segala aktivitas belajar sepenuhnya dapat dilakukan dirumah masing-masing tanpa ada kontak fisik dengan mahasiswa atau orang lain”.
Shereen mengaku senang bisa berada di rumah dan dekat dengan keluarga selama perkuliahan daring, akan tetapi bukan berarti perkuliahan daring tidak memiliki keterbatasan. Aris mendeskripsikan beberapa keterbatasan yang dihadapinya selama melakukan kuliah daring, seperti: kesulitan dalam penyesuaian cara belajar baru, kualitas sinyal internet di rumah kurang baik sehingga terkadang mengalami kendala dalam proses pembelajaran, keterbatasan kuota internet, dan minimnya akses buku sebagai sumber belajar karena rumah jauh dari perpustakaan.
Walau demikian, Aris menyatakan bahwa perkuliahan daring memiliki dampak positif bagi kesehariannya dengan keluarganya, “Saya bisa membantu aktivitas keluarga di rumah, mulai dari membantu Ibu membersihkan rumah setiap pagi, membantu adik saya dalam proses belajarnya yang dalam keadaan daring juga, membantu ayah saya bekerja, ikut merawat kakek ketika sakit dan masih banyak lagi. Dengan adanya daring juga lebih menghemat pengeluaran anggaran biaya keluarga, karena selama daring saya tidak perlu memikirkan uang untuk biaya tempat tinggal, biaya makan, biaya transportasi, dan biaya-biaya lain ketika kuliah luring”.
Aris dan Sheeren sama-sama berharap semoga pandemi ini segera berakhir, jikapun tidak bisa berakhir dalam waktu dekat dan membuat perkuliahan tetap dilaksanakan secara daring, mereka berharap sistem perkuliahan lebih dioptimalkan agar mahasiswa semakin baik dalam menyerap ilmu yg diberikan dosen.