Implementasi Virtual and Remote Laboratories di tadris biologi selama pandemi
Semenjak diimplementasikannya perkuliahan daring di semua perguruan tinggi di Indonesia yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 sampai dengan hari ini (1 Des 2020). Perkuliahan daring juga diimplementasikan oleh prodi tadris biologi IAIN Jember yang berpedoman terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Dengan diterapkannya perkuliahan daring, tantangan lain yang harus dihadapi adalah keterlaksanaan praktikum pelengkap mata kuliah yang tidak lagi bisa dilaksanakan secara tatap muka.
Semester ini, terdapat 11 mata praktikum di prodi tadris biologi IAIN Jember dengan jumlah kelas sebanyak 34 kelas. Jumlah ini cukup besar dan membuat prodi beserta dosen harus berusaha lebih agar kegiatan asistensi dan pelaksanaan praktikum yang selama ini dilakukan secara tatap muka perlu ditransformasi ke bentuk non tatap muka. Dengan diaktifkannya Virtual and Remote Laboratories, prodi tadris biologi berharap kegiatan praktikum ini dapat mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan kampus dan antara mahasiswa.
Abidah, mahasiswa tadris biologi semester 5, menyatakan bahwa praktikum y dilaksanakan bukan di kampus melainkan secara personal di luar kampus dapat melatih kemandirian dari tiap mahasiswa, karena dari tahap ketahap (cara kerja) dilakukan individu. “Praktikum seperti ini dapat membantu pemerintah mencegah penyebaran covid, karena tidak ada kontak fisik secara masif antara mahasiswa satu dengan yang lain saat melaksanakan praktikum” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Wildan, mahasiswa tadris biologi semester 3 “praktikum di saat pandemi seperti ini dilaksanakan di rumah sendiri, dan bahan-bahannya mudah kita jangkau dan kita siapkan, dan ada kegiatan praktikum kelompok yang dilaksanakan bersama di rumah salah satu orang juga, namun itu kita mengikuti sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, saya pribadi mendapatkan banyak materi langsung/praktek dan langsung terjun mengamati objek sesuai rentetan materi yang ada dalam RPS.
Meskipun praktikum yang tidak dilaksanakan secara bersama di lab di kampus ini dapat menghambat penyebaran Covid 19, tetapi terdapat beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh praktikan. Abidah mendeskripsikan keterbatasan tersebut di antaranya: “Kurangnya alat dalam praktikum. Jadi harus membeli alat-alat yang mendukung, karena apabila praktikum dilakukan di lab alatnya sebagian besar sudah disediakan di laboratorium.Tempat dalam melaksanakan praktikum, contohnya pada praktikum yang menggunakan biji / pertumbuhan biji, terkadang bijinya hilang karena dimakan hewan, dan adanya ketidakpahaman dari materi (cara kerja, dsb). Terkadang satu mahasiswa dengan mahasiswa lain mempunyai tafsiran berbeda terhadap cara kerja, jadi sedikit membingungkan”. Sedangkan Wildan mengungkapkan keterbatasan di praktikum seperti ini adalah sulitnya komunikasi dengan rekannya, karena permasalahan sinyal dsb.
Abidah dan Wildan berpendapat jika penyebaran pandemi tetap tinggi, maka praktikum seperti ini dapat dijadikan alternatif kedepannya.